Cerita ini bermula saat masih KKN.
Di pondokan, kami sempat memelihara kucing kecil lucu berwarna hitam,
yang belakangan kami namai tutut, padahal sebelumnya namanya toothless
Iya namanya ala ala naga item yang di film itu
Tutut, memang diakui, dia cukup lucu, warna hitam pekat, ukurannya kecil,
dan matanya supeeeer cantik! Suka gitu ngeliatnya
Nah, di KKN kami ini, terbagi menjadi dua kubu.
Kubu pecinta kucing dan kubu pembenci kucing.
Aku, sejujurnya tidak begitu menyukai kucing, tapi tidak benci juga
Jadi aku selalu menjadi penengah dua kubu yang sering bersitegang ini
Pada akhirnya tutut menghilang
Sedih dan kangen sih, tapi lega juga wkwk
Meski bukan kubu pembenci kucing, aku sangat sering menggodai kubu satunya
"WOY TADI AKU LIAT TUTUT"
"yaampun dimana dimana?"
"NGAMBANG DI DANAU HAHAHAHA"
"KALI INI AKU BENERAN LIAT TUTUUT"
"dimana deh jangan boong yah"
"GANTUNG DIRI DI HUTAN LINDUUUUNG"
wkwkwkwk yah begitulah aku kerap membercandai mereka
dan sampai akhirnya KKN berakhir,
kami tidak pernah menemukan tutut
Cerita berlanjut ketika sudah pulang di Jogja
Aku dikejutkan oleh mamaku yang ternyata selama aku KKN
tengah memelihara 3 ekor kucing
BUKAN HANYA SATU TAPI TIGAAAA
Katanya ini pemberian tetangga depan rumah, dan katanya mama
kesepian jadi dia butuh hewan peliharaan, dan ya begitulah
Mengetahui kenyataan ini, aku melakuan berbagai penolakan,
diskusi alot dengan mama, halah, akhirnya diputuskan
2 kucing dikembalikan kepada pemiliknya, dan taraa
kini aku punya 1 ekor kucing dirumah....
Rasanya rada speechless dan..... karma does exist
Dan sekali lagi aku jujur, sebenernya aku tak begitu menyukai kucing,
tapi tak membencinya juga
Tapi memiliki kucing berkeliaran disekitaranmu itu kinda annoying
Kucing ini kami beri nama pus. Karena simpel alasannya.
Kucing ini sering menatapku dengan tatapan sinis.
Iya aku merasakannya.
Apalagi jika aku sedang makan.
Aku merasa diawasi dan dikomentari. aaaaarghhhh
Dan dari cara mengeong nya, dia seperti tidak antusias dan ramah
Dia hanya ham hem ham hem saja hmmm hmmm begitu
Sudah hampir 3 bulan kami tinggal bersama, tapi kami masih belum
menemukan titik terang dari permasalahan kami
Aku dan pus tinggal dalam rumah yang sama, tapi seakan memiliki
kehidupan yang berbeda. Kami saling tidak memperdulikan......
Hingga sampai pada suatu hari
Minggu minggu itu aku memang sangat hectic. Dan keadaan rumah memang
sedikit chaos dan berantakan. Aku harus mempersiapkan acara cooking class
di kampus, yang mengharuskanku membawa beberapa peralatan memasakku
ke kampus. Dan secara nggak sengaja, ada panci yang terjatuh dari rak dan
menimbulkan suara benturan yang cukup keras dan mengagetkan
Tak hanya aku yang kaget, tapi ternyata si pus juga ikut kaget
Tak tahu kenapa, si pus langsung berlari, dan sialnya pintu depan memang
sedang dalam keadaan terbuka, dan si pus berlari kearah jalan raya, dan......
ada suara benturan lain yang terdengar
Seketika kami yang saat itu sedang berada didalam rumah langsung berteriak
Sesaat setelah itu si pus kembali masuk ke dalam rumah, si pus berlari kesana kemari,
dia..... dia kesakitan.....tapi yang lebih menyedihkan dia seperti sangat ketakutan
dia hanya berlari berputar, tidak mau diam, dan.......
Mengingat kejadian itu membuatku sedih
Seperti yang kuceritakan sebelumnya, aku tak pernah ada ikatan batin dengan si pus
Namun ketika aku mendengar suara benturan yang kedua, aku berteriak kencang
Aku tak bisa menahan air mata, aku menangis, aku menangis deras,
Aku tak kuasa mengetahui kenyataan bahwa pus telah tertabrak motor
Aku lebih tak kuat melihat dia kesakitan dan ketakutan
Aku tak pernah menangis sekencang itu, bahkan waktu aku tertabrak pemabuk pun
aku tak menangis sekeras itu
Tapi kali ini..... tak tahu kenapa..... aku..... aku sangat sedih dan ingin menangis
Aku langsung memeluki pus.... dia hanya diam.... dia tak mengeong
Dia sadar, tapi matanya, bergerak kemana mana, dia ketakutan, dia seperti shock
AAAAAAAA aku ingin menangis lagi
Sungguh waktu itu aku sangat sedih sekali
Hidupku seperti penuh penyesalan, selama ini kenapa aku tak pernah baik pada pus
Aku.....aku menyesalinya.....aku baru menyadari bahwa aku sangat menyayangi Pus.....
Sudah lebih seminggu kejadian itu berlalu
Pus sudah diobati, namun kaki depannya masih pincang
Aku selalu sedih kalau melihatnya..... Aku lebih memilih menggendongnya
daripada harus melihat dia jalan sambil terpincang pincang
Akhir cerita, kini aku dan pus menjadi sahabat baik yang saling menyayangi
Thursday, September 29, 2016
Tuesday, September 20, 2016
Masih Seputar KKN
Masih seputar KKN gaes.
Aku ingin sedikit bercerita tentang jatuh bangunku menuju perjalanan KKN ini
Jadi setelah melalui pengkhianatan sana sini, php sana sini, left grup sana sini,
aku berakhir pada KKN di Bintan, Kepulauan Riau.
Yang ini pun, aku juga sudah sempat left grup, baper, dan yaaaa begitulah.
Drama.
Sebelumnya, aku sempat mencicipi berkelompok di KKN Nusa Penida, Lombok, Halmahera, dll
Yah seperti ku katakan di postingan kemarin
Awalnya idealis. Ingin merantau ke tempat yang jauh. Sok sok an. Sok travelling.
Tapi belakangan, semuanya sirna karena sifatku yang kadang pemalas
Untungnya aku tetap berpegang teguh pada egoku
Sungguh, KKN di luar jawa, aku benar benar keluar dari zona nyamanku
Mungkin ini adalah salah satu keputusan yang tidak pernah akan kusesali
Walaupun pada prosesnya ada saja yang membuat tak menyenangkan
Tetap saja, keseluruhan memori dan kenangan tentang KKN sangatlah luar biasa
Cukup sederhana, aku sangat rindu dengan Mama Kira, si penjaga warung sebelah
Bintan sangat panas pada kala itu, satu gelas teh obeng tak mampu meredakannya
Aku biasanya harus minum 2 sampai 3 gelas teh obeng tiap harinya
Fyi 1 gelas teh obeng harganya 6 ribu *ingin menangis*
Di Jogja sebenarnya bisa buat teh obeng sendiri
Tapi tak bisa senikmat yang ada di Bintan, tak senikmat buatan Mama Kira.
Tapi yang ebih kurindukan, adalah anaknya Mama Kira,
Tidak lain dan tidak bukan adalah Kira. Bayi kita semua.
Sumpah guys, nih anak yang namanya kira, lucunya setengah mati
Lucu banget banget banget ngeeeeet
Tiap kali ke warung, tujuan pertama sebelum order adalah nggendong Kira
Jadi anak ini, masih imut banget, umurnya belum ada satu tahun
Masih belum bisa jalan dan kerjaannya cuman bengong
Oh ya dia jarang banget nangis. Sekali itu dia nangis gara gara ku jedotin ke toples wkwk
Pokoknya tiap hari ketemu Kira, tiada hari tanpa Kira.
Kira garis keras.
Semua sub unit Lancang Kuning mencintai Kira.
Kira menjadi motivasi terbesar kami untuk segera menikah dan punya anak *eh
Matanya tu lho. Cantik kali lah ni pokoknya Kira.
*pardon my face*
Hal lain yang kurindukan dari Bintan, Pantai!!!!!
Tidak perlu ditanyakan lagi lah keindahan pantai di Bintan ini. Terbaikkkkkk
Dan yang penting bisa tiap hari kesana wkwk
Huhu so kangen kehidupan anak pantai, renang, jalan ke lautan waktu lagi surut,
main ayunan ditengah laut, naik kano kesana kemari, makan gong gong
nungguin sunset sambil makan mi, minum minum *loh
Ini nih yang susah dilakuin di Jogja..... udah pantai jauh......ombaknya ngeri......
\AAAA SUMPAH BAPER BANGET KANGEN BANGET SAMA BINTAAAAAN
UDAH AH LANJUT BESOK LAGI CERITA CERITANYAA
Aku ingin sedikit bercerita tentang jatuh bangunku menuju perjalanan KKN ini
Jadi setelah melalui pengkhianatan sana sini, php sana sini, left grup sana sini,
aku berakhir pada KKN di Bintan, Kepulauan Riau.
Yang ini pun, aku juga sudah sempat left grup, baper, dan yaaaa begitulah.
Drama.
Sebelumnya, aku sempat mencicipi berkelompok di KKN Nusa Penida, Lombok, Halmahera, dll
Yah seperti ku katakan di postingan kemarin
Awalnya idealis. Ingin merantau ke tempat yang jauh. Sok sok an. Sok travelling.
Tapi belakangan, semuanya sirna karena sifatku yang kadang pemalas
Untungnya aku tetap berpegang teguh pada egoku
Sungguh, KKN di luar jawa, aku benar benar keluar dari zona nyamanku
Mungkin ini adalah salah satu keputusan yang tidak pernah akan kusesali
Walaupun pada prosesnya ada saja yang membuat tak menyenangkan
Tetap saja, keseluruhan memori dan kenangan tentang KKN sangatlah luar biasa
Cukup sederhana, aku sangat rindu dengan Mama Kira, si penjaga warung sebelah
Bintan sangat panas pada kala itu, satu gelas teh obeng tak mampu meredakannya
Aku biasanya harus minum 2 sampai 3 gelas teh obeng tiap harinya
Fyi 1 gelas teh obeng harganya 6 ribu *ingin menangis*
Di Jogja sebenarnya bisa buat teh obeng sendiri
Tapi tak bisa senikmat yang ada di Bintan, tak senikmat buatan Mama Kira.
Tapi yang ebih kurindukan, adalah anaknya Mama Kira,
Tidak lain dan tidak bukan adalah Kira. Bayi kita semua.
Sumpah guys, nih anak yang namanya kira, lucunya setengah mati
Lucu banget banget banget ngeeeeet
Tiap kali ke warung, tujuan pertama sebelum order adalah nggendong Kira
Jadi anak ini, masih imut banget, umurnya belum ada satu tahun
Masih belum bisa jalan dan kerjaannya cuman bengong
Oh ya dia jarang banget nangis. Sekali itu dia nangis gara gara ku jedotin ke toples wkwk
Pokoknya tiap hari ketemu Kira, tiada hari tanpa Kira.
Kira garis keras.
Semua sub unit Lancang Kuning mencintai Kira.
Kira menjadi motivasi terbesar kami untuk segera menikah dan punya anak *eh
Matanya tu lho. Cantik kali lah ni pokoknya Kira.
*pardon my face*
Hal lain yang kurindukan dari Bintan, Pantai!!!!!
Tidak perlu ditanyakan lagi lah keindahan pantai di Bintan ini. Terbaikkkkkk
Dan yang penting bisa tiap hari kesana wkwk
Huhu so kangen kehidupan anak pantai, renang, jalan ke lautan waktu lagi surut,
main ayunan ditengah laut, naik kano kesana kemari, makan gong gong
nungguin sunset sambil makan mi, minum minum *loh
Ini nih yang susah dilakuin di Jogja..... udah pantai jauh......ombaknya ngeri......
\AAAA SUMPAH BAPER BANGET KANGEN BANGET SAMA BINTAAAAAN
UDAH AH LANJUT BESOK LAGI CERITA CERITANYAA
Subscribe to:
Posts (Atom)