Monday, August 31, 2015

Pagi yang Menyedihkan

Aku sangat ingat bagaimana pagi itu terasa sangat menyedihkan. Aku terbangun dari tidurku, ditengah tengah mimpi yang, uh, aku tidak sanggup mengatakan dan menceritakan.

Selanjutnya aku hanya tidak melakukan apa pun di kasur selama lebih dari satu jam. Aku memeluk guling bergeser ke kanan dan kekiri, sambil bertanya tanya dalam hati.

"Semalam mimpi apa?"

"Itu tidak nyata kan?"

"Aku sedih"

"Mimpi apa"

"Itu hanya mimpi"

"Bukan pertanda kan"

"Apa yang terjadi di kenyataan selalu berkebalikan dengan yang ada di mimpi kan"

Jujur, selama kurang lebih 90 menit itu, aku sangat sangat tidak bisa berpikir jernih. Tapi aku juga tidak bisa mengontrol perasaan yang meluap luap ini.

Setelah sedikit tenang, aku menghampiri hp ku yang ada tak jauh dari kasurku. Untuk pertama kalinya setelah sekian lamanya, hp bukanlah menjadi benda yang kucari setelah bangun tidur.

Aku menuliskan kejadian ini dalam status line. Beberapa teman turut memberikan komentar dalam postingan tersebut.

Karena memang kondisi hati sedang labil, aku memutuskan untuk menceritakan hal ini pada beberapa temanku.

"Guys aku sedih, semalam aku mimpi blablabalabalabala"

"Disitu, aku merasa sangat nyata, sangat dekat,......dan sangat menyedihkan"

Aku ceritakan mimpiku secara jelas dan detail, aku yang notabene sebenernya males ngetik panjang panjang, hari itu aku puaskan mengetik pesan panjang lebar lengkap dengan segala emoji sedihnya.

Hampir semua responnya sama.

"Ya ampun din kirain apa"

"Cuma mimpi"

"Jangan dipikirin banget banget"

"Bakalan berkebalikan pasti"

Ya setelah aku luapkan ceritanya, ya aku lega. Selesai. Baper baperannya selesai.


Iya beneran. Udah nggak baper lagi kok ini.

Jujur.

Nggak tau juga ding.


Eh yang pasti  I really dont care about that thing right now. I just care about me. My happiness.
Jangan terlalu tenggelam dalam perasaan yang kamu buat sendiri. 




No comments:

Post a Comment