Friday, September 11, 2015

Cerita Sate Gajih

Belakangan ini perjalanan kuliner saya nggak melulu seputar kafe gaul saja. Ciye. Yah sebenarnya awalnya karena duit memang lagi tipis sih. Eh jadi kelanjutan jajan kerakyatannya hehe.


Salah satu jajan yang belakangan ini saya lagi suka banget adalah sate gajih. Iya iya. Aku sudah sangat paham betapa jahatnya lemak lemak yang terdapat pada sate itu. Aku paham. (nggak sering sering kok belinya cuma sekali dua kali hehe). Tapi sungguh godaan sate gajih yang satu ini sangat luar biasa. Dia adalah sate gajih melegenda yang dijual didepan pasar Bringharjo. Banyak macamnya. Tapi yang satu ini tiada duanya. Hmm yang jual ada didepan pintu pasar yang menghadap ke selatan bagian pojok barat. Tapi terkadang pas ibunya nggak jualan, ada ibu bu peniru yang memakai tempatnya. Dan rasanya memang jauh berbeda. Jadi berdoalah haha

Nggak ada petunjuk khusus seperti nama apalagi plang. Jadi harus tau betul muka ibu nya yang jualan. Saya karena sudah lumayan sering. Akhirnya hapal juga muka ibunya. Ibunya yang jualan, hmm tidak pernah tersenyum, terkesan judes, dan kadang kadang ngomongnya keras.

Saya adalah tipe orang yang sebenarnya nggak suka gajih gajihan. Seperti yang ada pada makanan soto, bakso, tengkleng, dan lain lain. Tapi gajih yang ini....berbeda! Dia memiliki cita rasa manis yang khas di mulut. It's really juicy. Dan aftertaste lemaknya juga hanya sedikit. Jadi tidak terasa gatal di mulut. This is awesome! Pertama kali coba rasanya seperti jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan sampai saat ini aku masih saja terpesona ketika menikmatinya. Alhamdulillah ya Allah, terimakasih telah mempertemukanku dengan sate gajih yang rasanya enak buanget ini dan harganya cuma 2000 rupiah pertusuk. Mengingat badan yang sudah kayak gumpalan lemak, biasanya aku menahan diri untuk hanya membeli 2-3 tusuk saja. Tapi kalau lagi lupa daratan ya 4-5 tusuk hehe.

Ditambah semester ini, saya ambil mata kuliah Teknologi Daging. Tiap kuliah yang ada dibayangan hanyalah sate gajih ini. Saya juga banyak mempengaruhi teman teman dan mengubah mindsetnya tentang sate gajih yang notabene adalah makanan dengan tekstur yang aneh plus tidak sehat wkwk. Semua terbantahkan setelah teman teman mencicipi sendiri bagaimana lezatnya sate gajih ini.

sate gajih
Ada satu cerita unik yang pernah saya temukan ketika sedang membeli sate gajih. Disana ada tiga tante tante yang sedang bercengkrama sambil menikmati satenya. Mereka duduk diatas tikar yang disediakan sang ibu penjual. Walaupun sebenarnya lokasi nya memang tidak nyaman untuk duduk dan makan karena banyak orang yang berlalulalang. Tapi mereka bertiga terlihat sangat pewe, luwes, dan bahagia.

Ketika sudah mendapatkan pesanan saya. (waktu itu beli 4 tusuk hehe) Salah satu tante mengajakku ngobrol

"Sate disini memang enak sekali ya mbak. Selalu bikin kangen"
"Iya memang enak banget hehe"

Lalu tante yang lainnya saling nimbrung
"Ini kami bela belakan dari banten mbak demi beli sate ini"
"Dulu jaman kuliah hampir seminggu sekali kami kesini"
"Rasanya nggak pernah berubah. Ya enak seperti ini mbak"
"Padahal harga satenya nggak ada apa apanya mbak sama tiket pesawatnya"
"Yah mau gimana lagi ya mbak kalau udah kepengen"

Dan aku hanya bisa sedikit speechless, sambil tersenyum ngiya ngiyain tiap perkataan si tante. Batinku, hebat juga ini sate gajih.
It really has a space in customer's heart.

Padahal kalau dipikir pikir ini cuma sate gajih lho. Tempat jualannya jelek. Ibu penjualnya judes. Tapi apa mau dikata kalau memang satenya selalu bikin kangen.
Iya kayak kamu. Judes, cuek, tapi ku tetap rindu wkwkwk

No comments:

Post a Comment