Monday, February 15, 2016

Bukan Surat Buatmu

Aku tidak menulis surat cinta untukmu lagi. Sudah lelah dengan semua penantian dan
aktivitas sok anak cinta cintaan. Aku melihat realita. Dan realitanya ya memang gini.
It's nothing.


Apalah aku, tidak ada hak untuk bersedih. 
Dan memang nyatanya aku tidak terpuruk.
Aku masih bahagia bahagia saja.Ya Alhamdulillah. Ya.


Benteng pertahananku memang sudah pernah runtuh. Buatku itu nggak masalah. 
Sekarang aku bisa membangun tembok yang lebih kokoh lagi. 
Ya intinya aku bisa belajar dari masa lalu. Ceilah. 
Kegagalan adalah awal dari keberhasilan.
Kepatahhatian adalah awal dari hidup baru yang penuh semangat. YEAH


Mungkinkah aku rindu.
Ah rindu hanyalah ilusi belaka yang dijadikan otak sebagai pelarian masalah masalah
pelik lainnya. Bukan berarti nggak bisa move on atau masih suka. 
Hormon dopamin yang kukeluarkan memaksaku untuk terus mengingat
masa masa yang penuh kebahagiaan itu.  Candu. 
Jangan rindu dipikirkan terlalu berlarut din. Kamu masih punya banyak tanggungan hidup
yang harus kamu selesaikan setahun ini. Kuliah jadi prioritas pertama kamu din.
Jangan yang lain.  


Aku tidak menuliskan surat cinta untukmu lagi wahai sahabatku.
Tetaplah jadi temanku yang menyenangkan, membuatku tertawa, dan selalu ada.
Aku tidak merindukan masa masa dimana aku memandangmu sebagai orang yang kusuka.
Aku ingin kembali ke masa dimana aku bisa mengajakmu main tanpa berfikir akan baper, bisa mengajak makan dikala lapar bukan dikala rindu, hang out untuk sekedar cari wifi gratisan, nyobain promo diskon kemana mana, bisa check in path twitter tanpa dibully temen, ah apa sih malah nggak jelas


But, seperti katamu, orang akan selalu berubah,
Kamu ingin berubah menjadi yang lebih baik. Aku juga gitu.
Aku tidak bisa memaksakan kamu untuk kembali ke masa itu.
Aku tidak bisa memaksa untuk kamu tidak berubah. 
So, bye bye :) 



Terakhir untuk temanku, 
semoga keinginannya untuk segera in relationship segera terwujud ya
Aku mendoakan yang terbaik. Semoga selalu bahagia.

Surat ini mungkin munafik. Kukatakan bukan buatmu.
Tapi seakan, aku sangat menanti balasan surat darimu. 
Pernyataanmu dan seluruh alasan yang menjadi pertanyaanku.

nb: cuih bahasa nya sok puitis banget




No comments:

Post a Comment