Aku
tidak menulis surat cinta untukmu lagi. Sudah lelah dengan semua penantian dan
aktivitas
sok anak cinta cintaan. Aku melihat realita. Dan realitanya ya memang gini.
It's
nothing.
Apalah
aku, tidak ada hak untuk bersedih.
Dan
memang nyatanya aku tidak terpuruk.
Aku
masih bahagia bahagia saja.Ya Alhamdulillah. Ya.
Benteng
pertahananku memang sudah pernah runtuh. Buatku itu nggak masalah.
Sekarang
aku bisa membangun tembok yang lebih kokoh lagi.
Ya
intinya aku bisa belajar dari masa lalu. Ceilah.
Kegagalan
adalah awal dari keberhasilan.
Kepatahhatian
adalah awal dari hidup baru yang penuh semangat. YEAH
Mungkinkah
aku rindu.
Ah
rindu hanyalah ilusi belaka yang dijadikan otak sebagai pelarian masalah
masalah
pelik
lainnya. Bukan berarti nggak bisa move on atau masih suka.
Hormon
dopamin yang kukeluarkan memaksaku untuk terus mengingat
masa
masa yang penuh kebahagiaan itu. Candu.
Jangan
rindu dipikirkan terlalu berlarut din. Kamu masih punya banyak tanggungan hidup
yang
harus kamu selesaikan setahun ini. Kuliah jadi prioritas pertama kamu din.
Jangan
yang lain.
Aku
tidak menuliskan surat cinta untukmu lagi wahai sahabatku.
Tetaplah
jadi temanku yang menyenangkan, membuatku tertawa, dan selalu ada.
Aku
tidak merindukan masa masa dimana aku memandangmu sebagai orang yang kusuka.
Aku
ingin kembali ke masa dimana aku bisa mengajakmu main tanpa berfikir akan
baper, bisa mengajak makan dikala lapar bukan dikala rindu, hang out untuk
sekedar cari wifi gratisan, nyobain promo diskon kemana mana, bisa check in
path twitter tanpa dibully temen, ah apa sih malah nggak jelas
But,
seperti katamu, orang akan selalu berubah,
Kamu
ingin berubah menjadi yang lebih baik. Aku juga gitu.
Aku
tidak bisa memaksakan kamu untuk kembali ke masa itu.
Aku
tidak bisa memaksa untuk kamu tidak berubah.
So,
bye bye :)
Terakhir
untuk temanku,
semoga
keinginannya untuk segera in relationship segera terwujud ya
Aku
mendoakan yang terbaik. Semoga selalu bahagia.
Surat
ini mungkin munafik. Kukatakan bukan buatmu.
Tapi
seakan, aku sangat menanti balasan surat darimu.
Pernyataanmu
dan seluruh alasan yang menjadi pertanyaanku.
nb: cuih bahasa nya sok puitis banget
No comments:
Post a Comment