Thursday, February 4, 2016

Cintaku untuk Durian



Akhirnya kita dipertemukan kembali dengan musim yang telah dinanti nanti dan didambakan oleh kebanyakan orang. Musim yang hanya muncul sekali dalam setahun. Terkadang tidak menentu. Dapat datang kapan saja. Dan tiba tiba hilang begitu saja. Tidak lain dan tidak bukan adalah musim durian.
Bagiku, sang pecinta durian nomer satu di kampung Ngasem, aku tidak boleh melewatkan kesempatan yang sangat berbahagia ini.
Di kota Jogja, sudah mulai banyak penjual durian berhamburan di pinggir jalan. Pemandangan ini sudah cukup membuatku lega. Yang membuat tak lega adalah harganya. Heran, sudah musim, tapi harga durian ini tak lantas melonjak turun. Durian dibandrol dengan harga 40ribu-100ribu rupiah berbuahnya. Oh lama lama aku tidak mampu menghadapi semua ini. Apa aku perlu menjual seluruh gadgetku agar kebutuhanku terhadap durian dapat tercukupi.....#halah

Aku dan sahabat kecil favoritku, leli namanya, kita mulai mencari cari jalan keluar.
Yah awalnya hanya sebatas basa basi dan bertanya sama si penjual durian dekat rumah.

“Mas, duriannya kulakan dimana?”
“Panen sendiri ini mbak blablabla”
“Hehe iya mas percaya kok”

Yah yang namanya penjual nggak mau dong kelihatan dapet untungnya seberapa. Jadi dia berusaha menutupi rahasianya rapat rapat.
Namun, aku dan leli tidak akan pernah menyerah.

“Kalau pagi, buka mulai dari jam berapa mas?”
“Dari jam 9-10 lah mbak”
“Rumahnya deket sini ya mas”
“Hla iya rumah saya dekat dari sini tapi kan saya harus ambil durian dulu di daerah Ketep. Perjalanan sini ke Ketep kan 1 jam ya. Paling nggak saya udah siap siap dari rumah jam 5 pagi”
AHAAAAAAA
Aku dan leli mulai menemukan titik terang. Mas penjual ini secara nggak sadar telah menyebutkan tempat dimana dia memperoleh durian durian ini haha
Sampailah kita tahu bahwa di daerah ketep ini memang daerah yang banyak duriannya. Kita banyak bertanya pada teman yang memang berdomisili di daerah ketep. Jodoh, punya teman kok tidak pernah dimanfaatkan selama ini wkwk.
Perjuanganku dan leli tidak hanya sampai disini saja. Aku dan leli terus menggali informasi. Mulai dari teman yang tinggal di daerah ketep, hingga browsing browsing di Internet tentang potensi durian di daerah ketep. Dan ternyata hasilnya benar. Salah satu desa di daerah ketep, Magelang merupakan desa penghasil durian.


Seminggu kemudian, aku dan leli memutuskan untuk mendatangi surganya durian ini. Ternyata lumayan jauh juga dari Kota Jogja. Perjalanan ke daerah ketep ini kita tempuh sekitar 40 menit. Maklum, dua cewek masih muda, boncengan berdua ditengah ramainya jalan antar provinsi, maksimal Cuma 50km/jam.
Tapi sampai disitu kita belum bisa bernafas lega. Karena kita belum menemukan kompleks yang penuh kenikmatan itu.
Posisi kita berada di pedesaan yang udaranya sangat sejuk, penuh hamparan sawah, pohon pohon menjulang, pokoknya desa banget, dan aku suka!
Pemandangan yang kayak gini udah jarang banget kita dapatkan di kota. Jujur aku sangat bersyukur bisa menikmati keindahan ini. Perjalanan ini memang luar biasa!
Aku dan leli masih saja belum menemukan lokasi surga durian. Kita hanya berputar putar saja di satu desa, melewati hutan dan sawah yang sama. Lelah lama lama.
Gadget-ing sepertinya sudah tidak berfungsi didaerah ini. Info di google juga sudah tidak terlalu relevan dengan keadaan kita. Mau tidak mau, lebih baik bertanya daripada sesat dijalan.
Pertama, kami bertemu dengan seorang ibu ibu yang sedang memikul rerumputan, sepertinya untuk pakan ternaknya. Kami menyapa sang ibu dengan sopan, dengan bahasa jawa tentunya. Kami langsung menanyakan lokasi surga durian. Ternyata lokasi surga durian masih cukup jauh dari posisi kita. Kita pun kembali melanjutkan perjalanan. Setelah 15 menit, kami kembali bertanya pada orang dijalan. Kami bertanya pada seorang mas mas berotot yang sedang membawa gerobak berisi kayu. Mas mas tersebut memberikan informasi yang sangat krusial, surga durian ternyata sudah dekat! Aku dan leli semakin tidak sabar.
Terakhir, kami bertanya pada bapak bapak yang sedang berkumpul didepan warung. “Iya dek, itu tinggal lurus 100 meter, nanti sudah sampai”
Aku dan leli tidak bisa membendung senyum bahagia kami.
“DURIAAAAN I’M COMIIIIIING”

Tak perlu diceritakan, aku dan leli merasakan kenikmatan tiada tara pada saat itu. Sangat bahagia. Tidak ada penyesalan. Meskipun jauh, terkena debu debu bis antar kota, nyasar di desa, tetapi semuanya terbayar dengan kenikmatan durian dan keindahan di desa ini.


Menurutku, agar kita dapat mewujudkan hal hal yang kita inginkan, kita harus mulai dengan inisiatif. Jangan hanya mager dan berdiam diri saja. Fight for it. Basic pertama, yang harus dilakukan adalah mau bertanya, mau mencari informasi, dan mau kepo.
Informasi itu banyaaaaak banget sumbernya. Bisa didapatkan dimana saja. Kapan saja.
Bisa langsung nanya sama pakarnya, atau kalau malu malu, boleh nanya sama gadgetnya, atau kalau punya  pulsa, bisa nanya sama customer service. Ada banyak fasilitas yang ditawarkan oleh suatu perusahaan yang bisa memberikan kita banyak informasi, kenapa tidak di manfaatkan?
Ayo mulai dari sekarang biasakan untuk bertanya. Jangan malu malu. Jangan sampai tidak tahu. Karena, fyi adalah for your information.

No comments:

Post a Comment