Akhirnya kita
dipertemukan kembali dengan musim yang telah dinanti nanti dan didambakan oleh
kebanyakan orang. Musim yang hanya muncul sekali dalam setahun. Terkadang tidak
menentu. Dapat datang kapan saja. Dan tiba tiba hilang begitu saja. Tidak lain
dan tidak bukan adalah musim durian.
Bagiku, sang pecinta
durian nomer satu di kampung Ngasem, aku tidak boleh melewatkan kesempatan yang
sangat berbahagia ini.
Di kota Jogja, sudah
mulai banyak penjual durian berhamburan di pinggir jalan. Pemandangan ini sudah
cukup membuatku lega. Yang membuat tak lega adalah harganya. Heran, sudah
musim, tapi harga durian ini tak lantas melonjak turun. Durian dibandrol dengan
harga 40ribu-100ribu rupiah berbuahnya. Oh lama lama aku tidak mampu menghadapi
semua ini. Apa aku perlu menjual seluruh gadgetku agar kebutuhanku terhadap
durian dapat tercukupi.....#halah
Aku dan sahabat kecil
favoritku, leli namanya, kita mulai mencari cari jalan keluar.
Yah awalnya hanya
sebatas basa basi dan bertanya sama si penjual durian dekat rumah.
“Mas, duriannya kulakan
dimana?”
“Panen sendiri ini mbak
blablabla”
“Hehe iya mas percaya
kok”
Yah yang namanya
penjual nggak mau dong kelihatan dapet untungnya seberapa. Jadi dia berusaha
menutupi rahasianya rapat rapat.
Namun, aku dan leli
tidak akan pernah menyerah.
“Kalau pagi, buka mulai
dari jam berapa mas?”
“Dari jam 9-10 lah
mbak”
“Rumahnya deket sini ya
mas”
“Hla iya rumah saya
dekat dari sini tapi kan saya harus ambil durian dulu di daerah Ketep.
Perjalanan sini ke Ketep kan 1 jam ya. Paling nggak saya udah siap siap dari
rumah jam 5 pagi”
AHAAAAAAA
Aku dan leli mulai
menemukan titik terang. Mas penjual ini secara nggak sadar telah menyebutkan tempat
dimana dia memperoleh durian durian ini haha
Sampailah kita tahu
bahwa di daerah ketep ini memang daerah yang banyak duriannya. Kita banyak
bertanya pada teman yang memang berdomisili di daerah ketep. Jodoh, punya teman
kok tidak pernah dimanfaatkan selama ini wkwk.
Perjuanganku dan leli
tidak hanya sampai disini saja. Aku dan leli terus menggali informasi. Mulai
dari teman yang tinggal di daerah ketep, hingga browsing browsing di Internet
tentang potensi durian di daerah ketep. Dan ternyata hasilnya benar. Salah satu
desa di daerah ketep, Magelang merupakan desa penghasil durian.
Seminggu kemudian, aku
dan leli memutuskan untuk mendatangi surganya durian ini. Ternyata lumayan jauh
juga dari Kota Jogja. Perjalanan ke daerah ketep ini kita tempuh sekitar 40
menit. Maklum, dua cewek masih muda, boncengan berdua ditengah ramainya jalan
antar provinsi, maksimal Cuma 50km/jam.
Tapi sampai disitu kita
belum bisa bernafas lega. Karena kita belum menemukan kompleks yang penuh
kenikmatan itu.
Posisi kita berada di
pedesaan yang udaranya sangat sejuk, penuh hamparan sawah, pohon pohon
menjulang, pokoknya desa banget, dan aku suka!
Pemandangan yang kayak
gini udah jarang banget kita dapatkan di kota. Jujur aku sangat bersyukur bisa
menikmati keindahan ini. Perjalanan ini memang luar biasa!
Aku dan leli masih saja
belum menemukan lokasi surga durian. Kita hanya berputar putar saja di satu
desa, melewati hutan dan sawah yang sama. Lelah lama lama.
Gadget-ing sepertinya
sudah tidak berfungsi didaerah ini. Info di google juga sudah tidak terlalu
relevan dengan keadaan kita. Mau tidak mau, lebih baik bertanya daripada sesat
dijalan.
Pertama, kami bertemu
dengan seorang ibu ibu yang sedang memikul rerumputan, sepertinya untuk pakan
ternaknya. Kami menyapa sang ibu dengan sopan, dengan bahasa jawa tentunya.
Kami langsung menanyakan lokasi surga durian. Ternyata lokasi surga durian
masih cukup jauh dari posisi kita. Kita pun kembali melanjutkan perjalanan.
Setelah 15 menit, kami kembali bertanya pada orang dijalan. Kami bertanya pada
seorang mas mas berotot yang sedang membawa gerobak berisi kayu. Mas mas
tersebut memberikan informasi yang sangat krusial, surga durian ternyata sudah
dekat! Aku dan leli semakin tidak sabar.
Terakhir, kami bertanya
pada bapak bapak yang sedang berkumpul didepan warung. “Iya dek, itu tinggal
lurus 100 meter, nanti sudah sampai”
Aku dan leli tidak bisa
membendung senyum bahagia kami.
“DURIAAAAN I’M
COMIIIIIING”
Tak perlu diceritakan,
aku dan leli merasakan kenikmatan tiada tara pada saat itu. Sangat bahagia.
Tidak ada penyesalan. Meskipun jauh, terkena debu debu bis antar kota, nyasar
di desa, tetapi semuanya terbayar dengan kenikmatan durian dan keindahan di
desa ini.
Menurutku, agar kita
dapat mewujudkan hal hal yang kita inginkan, kita harus mulai dengan inisiatif.
Jangan hanya mager dan berdiam diri saja. Fight for it. Basic pertama, yang
harus dilakukan adalah mau bertanya, mau mencari informasi, dan mau kepo.
Informasi itu
banyaaaaak banget sumbernya. Bisa didapatkan dimana saja. Kapan saja.
Bisa langsung nanya
sama pakarnya, atau kalau malu malu, boleh nanya sama gadgetnya, atau kalau
punya pulsa, bisa nanya sama customer
service. Ada banyak fasilitas yang ditawarkan oleh suatu perusahaan yang bisa
memberikan kita banyak informasi, kenapa tidak di manfaatkan?
Ayo mulai dari sekarang
biasakan untuk bertanya. Jangan malu malu. Jangan sampai tidak tahu. Karena,
fyi adalah for your information.
No comments:
Post a Comment