Sunday, February 16, 2014

Kedepannya, Aku

Liburan usai, semester dua telah menanti.  Aku sudah siap secara mental, namun apa yang terjadi kelak, kita kan ngga tau? Aku sudah menyiapkan semangatku kali ini. Aku nggak mau mengambil resiko mengalami kegagalan seperti yang tejadi di semester ini. Wis cukup semene wae.

Bangunlah din, ini sudah bukan saatnya untuk main main. seriuslah sedikit. Ini semuanya untuk kamu. Masa depanmu. Kalau kamu gagal, kamu sendiri yang akan menyesal din. Ayolah din.



Alhamdulillah sudah punya niatan untuk kuliah lebih baik di semester depan. Niatnya dulu. Belum tahu besok kejadiannya kayak gimana hehe. Biasanya sih di awal awal, pasti kita selalu membara, tapi nanti di tengah tengah dan di akhir, lenyap sendiri semangat itu. Aku nggak mau kayak gitu. Lebih baik stabil, awalnya biasa, tengah biasa, baru nanti di akhir membara sebara barannya bara api. 

Ya begitulah, aku tidak seperti teman temanku yang sepertinya benar benar memfokuskan hidupnya untuk kuliah. Aku ingin belajar, nggak cuman dari perkuliahan. Organisasi? Entahlah aku juga cukup nggak semangat dengan itu. Kuliah ini, aku benar benar masih belum tahu ingin melakukan apa. Aku terlalu asyik bermain dan seakan lupa harus ngapain jadi mahasiswa.

Aku butuh kegiatan, butuh banget, tapi sampai sekarang masih nggak tahu. Aku nggak kayak waktu sma dulu. Kalau dulu, rasanya pengen cobain semua kegiatan baru, inilah, itulah, jadi anak sok sibuklah. Tapi sekarang rasanya aku jadi pemilih banget, sampe sampe malah nggak punya kegiatan sampe sekarang. Di sisi lain, aku emang nggak mau kayak anak sma lagi, yang penting banyak gitu ikut kegiatan, yang penting cocard event nya banyak gitu. Nggak. Aku pengen satu aja sekarang. Yang bener bener bisa mengeksplor aku. Yang aku disana bisa belajar bener bener. Tanggungjawab. Manajemen. Ah ini yang bikin kuliah kayak nggak hidup.

Aku seperti kembali ke masa mencari jati diri. Jaman smp. Kerjaannya cuma main. Nggak serius. Dan cuma ngikutin arus yang ada. Mengalir gitu aja. Nggak mau melawan seakan mau mau aja dibawa kemana mana. Nah aku yang sekarang juga hampir kayak gini. Cuma ngikutin arus yang ada. Kuliah? Mangkat. Praktikum? Mangkat. Kalau udah? Pulang. Aaaaargh kalau dipikir pikir emang payah banget ini. Mau jadi apa lu din. Kuliah pulang kuliah pulang, tapi kuliahnya juga nggak pinter pinter amat. Terus mau jadi apa. Penyandang penggemar drama favorit yang nonton drama korea all the time (mau dong kalau ada). yakali din.

Wes wes, pikiran mu sudah kembali ke jalan yang benar. Inget inget din. Besok jangan kalap kalau ada drama korea yang pemeran cowok nya ganteng. Jangan kalap terus ditonton full 12 jam gitu, jangan. Jangan lagi. Harus cari kegiatan yang lebih mendukung. Kamu sendiri din yang harus bergerak. Jangan liat orang lain. Jangan. Pikirin bener bener apa yang kamu pengen lakuin. Nggak usah ikut ikutan orang lain. Kuwi wis so last year banget. Kamu sendiri yang tahu mau mu apa. walaupun sekarang emang nggak tau :(



Akhirnya aku menuliskan surat untuk diriku sendiri. sekali lagi, agar aku bisa bangun, dan menghadapi kenyataan. Hidup nggak kayak di drama korea. Yang kamu tiba tiba bakalan kaya karena jadi cucunya pengusaha konglomerat. Terus langsung jadi profesor cuma gara gara kuliah abroad. Atau kamu jadi sok lemah terus ada pangeran ganteng yang lewat depan rumahmu lalu kalian saling jatuh cinta. Nggak. sesuatu harus diperjuangkan. Dan inilah saatnya din. Optimis pasti bisa. Workhard then you workhard again. Then playhard.



No comments:

Post a Comment