Friday, February 14, 2014

Pertemuan Tak Terduga


Pertemuan kita selalu datang tak terduga, karena sebenarnya aku tak pernah menginginkannya. Namun takdir apa yang terjadi, kita selalu bertemu secara tiba tiba. 

Aku yang sampai detik ini masih tidak memiliki surat ijin mengemudi, masih harus mengalah ketika bertemu denganmu. Tak jarang lembar biru ku harus kuikhkaskan jatuh ke pelukanmu. Emosi. Namun tak ada hal lain yang bisa kulakukan lagi. Aku tak berdaya. Aku tak bertenaga. Baiklah ini mulai alay

Namun itu dulu, kini aku sudah segan melakukan perlawananku. Aku ingat ketika pertama kali aku kena cegatan tanpa membawa uang. Bingung. Gundah. Masih jadi abg ingusan waktu itu. Lalu aku memutuskan untuk memberikan raut muka tersedihku dan melakukan bargaining dengan memberikan voucher free french fries Mc Donalds kepada pak polisi. Dan ternyata bapaknya mau.Yaelah pak. Tapi yaudah. Akhirnya aku dibebaskan.
Mulai dari saat itulah aku mulai licik di pertemuan pertemuan kami selanjutnya. 

Entah kemampuan aktingku yang setara dengan aktris Hollywood atau bagaimana. Yang penting aku selalu bisa mengecoh mereka. Pertama berpura pura sedih dan bingung, Kedua, sembunyikan uang yang ada didompet ke tempat lain. Lalu *akting*

Terkadang aku merasa bersalah juga

Tapi lebih tepatnya aku merasa bangga hahaha

Tak selamanya yang para polisi lakukan itu benar guys. Ada sedikit cerita waktu itu,  saya ditangkap polisi ketika tidak sengaja melewati garis marka- waktu itu saya lagi terburu buru dan ternyata lampu hijau eh kuning nya sudah nggak nyandak untuk di kejar.
Pak polisi awalnya marah marah blabla menasihati tentang perda perpu kepres dan lain lainnya, kemudian mengatakan saya harus diadili blabla, lalu pada akhirnya ia menawarkan sesuatu dengan kata kata damai, Cuih. Pada akhirnya, daripada ribet di pengadilan, saya memilih perdamaian yang ditawarkan polisi itu. Lembar biru saya kembali diraup.
Beberapa saat setelah berurusan dengan polisi, ada beberapa pengamen daerah situ yang menghampiri saya. "Wah mbaknya udah jadi orang ke-9 yang kena hahaha"
"Oh ya shit my life"

Politik uang memang dimana mana. Nggak diragukan lagi, polisi pasti juga ada main tangan disana. Tuh buktinya calo SIM ada dimana mana.

Namun meski begitu, sebagai seorang warga negara yang baik, pernah lah sekali dua kali saya benar benar mengikuti prosedur yang benar. Seperti saat membayar denda menggunakan slip yang sah , pengadilan, dan sebagainya.

Tak hanya percegatan, pertemuan kita terkadang juga dihiasi dengan acara pengejaran juga ya pak haha. Maaf ya, saya pernah dua kali dikejar polisi karena melanggar lampu lalu lintas. Pertama di sekitaran tamsis dan yang kedua terjadi di dekat malioboro. Dan dua duanya saya berhasil kabur.

Ku kira ketika sudah dikejar, tamat sudah riwayatku, tapi ternyata kalau kita mau berikhtiar, pasti Tuhan akan memberikan jalan keluar terbaik untuk kita :)

Hidup di jalanan memang tidak mudah, apalagi kamu tidak punya SIM. Mungkin sudah saatnya kamu bikin din, tapi kapan ya. Kok hidupmu penuh dengan kata malas sih din. Nggak cuma malas sih, aku juga takut kalau SIM ku  nanti malah jadi bahan hiburan, bahan taruhan, buat orang lain, seperti yang terjadi pada salah seorang sahabatku (kalau teringat selalu bikin tertawa)

Akhir kata, pak polisi, terkadang aku menghormatimu, mengagumi mu, disaat panas, disaat hujan, disaat jalanan macet, kau ada disana melaksanakan tugasmu, terkadang membantu nenek menyebrang, menertibkan lalu lintas, berjaga jaga waktu demo, meringkus kawaran pencuri, pokoknya selalu siap siaga menganyomi masyarakat.
Namun disisi lain, aku kesal padamu, kamu mencuri kesempatan ditengah kesempitan, memanfaatkan jabatan untuk meraup keuntungan, sikapmu galak, tidak ramah, dan dirimu itu..... seakan lupa dengan hak kewajibanmu. Bukankah untuk membasmi hal semacam itu?



2 comments: